Pendahuluan
Kehidupan terasa seimbang satu sama lain, tatkala
manusia dapat memposisikan dirinya dalam beraktifitas, serta dapat membedakan
mana yang hak dan mana kewajiban dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu
manusia dalam aktifitasnya selalu berhubungan dengan manusia lainnya, begitupun
dalam memenuhi kebutuhan affektifnya. Hal ini menjadi bukti bahwa manusia harus
bermanfaat untuk orang lain dalam segala hal. Untuk meningkatkan dan menjadikan
dirinya bermanfaat haruslah dengan pengetahuan baik yang didapat secara formal
maupun nonformal.
Pada saat seperti inilah manusia harus belajar
dengan tujuan agar hidupnya tak terlalu bergantung kepada orang lain, tahu diri
dengan lingkungan sekitarnya, berimtak dan beriptek serta mamatuhi norma-norma
agama, adat dan masyarakat. Dan tak kalah pentingnya agar mampu menjadi
pemimpin bagi dirinya sendiri.
Berhubungan dengan term “belajar” banyak aspek
yang terkait di dalamnya, karena belajar dapat dilakukan kapan dan dimana saja,
yang jelas dalam belajar tentu adanya orang yang memberi pelajaran dalam hal
ini guru atau pendidik, adanya orang yang menerima pelajaran dalam hal ini
murid atau terdidik, serta adanya proses untuk belajar dalam hal ini
pendidikan. Adapun kata lain yang sering pula digunakan adalah “mendidik”.
Mendidik adalah kata imbuhan yang berakar kata
“didik”, dari kata itu pula terbentuk kata lain yakni pendidik dan terdidik.
Kata mendidik merupakan kata kerja dari suatu perbuatan didik, yakni membuat
orang jadi terdidik, mentransfer pengetahuan kepada orang lain dengan cara yang
sistimatis. Jadi mendidik adalah suatu perbuatan pentrasferan pengetahuan
kepada seseorang dari tidak tahu menjadi tahu secara sistimatis, sehingga
bermanfaat dalam kehidupannya dimasa kini dan mendatang serta tidak
ketergantungan berlebihan kepada orang lain. Hal ini berarti dengan adanya
pendidikan manusia mampu hidup mandiri, dapat membedakan antara yang baik
dengan yang tidak baik dan tentunya dapat menjadi khalifah di bumi.
Adapun kata pendidik lebih ditujukan kepada orang
yang memberi didikan yakni Guru, sedangkan terdidik adalah orang yang menerima
didikan yakni murid/siswa. Selain tiga kata tersebut diatas kita juga mengenal
istilah pendidikan yang merupakan bentukan lain dari kata didik.
Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ada
istilah lain yang juga sering digunakan yang berhubungan dengan kata didik,
yakni pendidikan. Pendidikan adalah kata yang berkonotasi dengan instansi
tertentu, namun bila di telaah lebih dalam dapatlah diketahui bahwa yang
namanya pendidikan tidak mesti terjadi di suatu instansi tertentu. Dengan sebab
inilah pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal dan non formal, yang
kesemuanya bermakna pendidikan. Lebih jauh Athiyah Al-Abrasyi mengartikan pendidikan
dengan upaya yang mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih
menyempurnakan etika, sistimatis dalam berpikir, memiliki ketajaman intuisi,
giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam
mengungkap bahasa lisan dan tuli, serta memiliki beberapa keterampilan.
Dari pengertian pendidikan yang dikemukakan di
atas tersirat bahwa terjadinya hal seperti disebutkan dalam pengertian
pendidikan tersebut adalah adanya proses belajar yang “mungkin” sangat panjang.
Kita sepakat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk hidup yang sewaktu baru
dilahirkan sudah menjadi pintar, demikian pula sebaliknya tidak ada makhluk
lain di dunia ini yang setelah dewasa mampu menciptakan apa yang diciptakan
manusia dewasa. Oleh karena itu kepandaian-kepandaian yang bersifat jasmaniah
(seperti berjalan, duduk dan sebagainya) manusia juga membutuhkan
kepandaian-kepandaian yang bersifat rohaniah (seperti pengetahuan). Oleh karena
itu belajar menjadi sangat penting bagi kehidupan seorang manusia. Barangkali
hal ini dilhami oleh sebuah hadits yang sangat umum kita dengar yakni:
“Tuntutlah ilmu dari dalam ayunan sampai liang lahat” (ا طلب العلم من المهد الى اللهد ) yang mengajarkan long life education pada manusia.
Apakah belajar itu? Mengenai definisi belajar
banyak para ahli pendidikan berbeda pendapat satu sama lain, misalnya apa yang
dikemukan oleh Witherington, dalam bukunya Educational Psychology berpendapat
bahwa: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”. Sedangkan Morgan berpendapat
bahwa: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang
disebut belajar adalah mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
- Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan tersebut dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, dan juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebuh buruk.
- Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengamatan, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada seorang bayi.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu
harus relatif mantap; harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup
panjang. Berapa lama periode waktu tersebut berlangsung sulit ditentukan dengan
pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang
mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini
berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan
oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan
seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena
belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti:
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan ataupun sikap.
Oleh karena belajar mempunyai elemen yang sangat
luas dalam kehidupan, maka belajar yang dilakukan manusia sangat cenderung
dengan imajinasi dan kesanggupannya dalam mendapatkan sesuatu yang baru dalam
situasi kesadaran yang dimilikinya. Hal inilah yang menjadikan belajar sangat
berperan dalam segala situasi dan kondisi. Pemikiran inilah yang memberikan
definisi bahwa yang dinamakan belajar berlangsung dalam segala hal, bahkan
dalam bermainpun ada proses belajar.
Lalu apakah yang dilakukan dalam pendidikan?
Sebelum menelaah pertanyaan tersebut lebih jauh, ada baiknya kita ketahui
pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah proses menuju perubahan. Dalam
pendidikan ada proses belajar, dalam pendidikan pula kita mengenal dua istilah
bersamaan, yakni pendidik dan terdidik. Baik pendidik maupun terdidik akan
selalu ada dalam dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, serta mampu melaksanakan
tugasnya sebagai khalifah di bumi, baik sebagai makhluk sosial dan sebagai
individu yang sanggup berdiri sendiri.
Istilah lain yang lazim digunakan untuk
pendidikan adalah guru. Orang pertama yang paling bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak adalah orang tua. Oleh karena berbagai hal, maka orang tua
menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang berkompeten untuk
melaksanakan tugas mendidik.
Adapun tugas pendidik sebagaimana tersirat dalam
definisi di atas adalah sebagai berikut:
- Membimbing si terdidik, yakni mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya.
- Menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.
- Memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, yakni pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan iptek dan imtak, yang tidak hanya sekedar diketahui melainkan juga di amalkan dan diyakininya sendiri terutama dalam hal ilmu keagamaan.
Selain tugas di atas ada pula tugas yang tak
kalah pentingnya, yakni agar si pendidikan untuk selalu meninjau diri sendiri,
baik dari reaksi si anak, dari hasil usaha-usaha pendidikannya, maupun dari
pendidik tersebut dalam memperoleh informasi.
No comments:
Post a Comment